Eksistensi Tuhan adalah salah satu masalah paling fundamental manusia, karena penerimaan maupun penolakan terhadapnya memberikan konsekuensi yang fundamental pula. Alam luas yang diasumsikan sebagai produk sebuah Kekuatan Yang Maha Sempurna dan Maha Bijaksana dengan tujuan yang sempurna berbeda dengan alam yang diasumsikan sebagai akibat dari kebetulan atau insiden. Manusia yang memandang alam sebagai hasil penciptaan Tuhan Yang Maha Bijaksana adalah manusia yang optimis dan bertujuan. Sedangkan manusia yang memandang alam sebagai akibat dari serangkaian peristiwa acak (chaos) adalah manusia yang pesimis, nihilis, absurd, dan risau akan kemungkinan-kemungkinan yang tak dapat diprediksi.
Umat manusia sejak awal kehadirannya di atas pentas sejarah telah memberikan nama yang berbeda-beda, sesuai dengan bahasa yang digunakan masing-masing, kepada kausa prima alam keberadaan. Orang Persia menyebutnya Yazdan atau Khoda. Orang Inggris menyebutnya Lord atau God. Kita menyebutnya Tuhan atau Sang Hyang. Dialah Tuhan Yang Maha Sempurna. Kepercayaan pada “yang adikodrati,” merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, baik terbentuk dalam sebuah lembaga transendental yang disebut “agama” maupun tidak diagamakan. Kendati demikian, konsep dan keyakinan tentang Tuhan telah berkembang dan terpecah dalam beberapa aliran ketuhanan.
Tuhan sejak babak pertama peradaban sampai sekarang telah menjadi objek pengimanan dan penolakan. Manusia, sebelum dibagi dalam kelompok agama, bahkan sebelum dibagi dalam kelompok monoteis dan politeis, telah terbagi dalam dua aliran besar, ateisme dan teisme. Istilah ini berasal dari kata Yunani atheos (tanpa Tuhan), dari a (tidak) dan Theos (Tuhan). Ia adalah aliran yang menolak adanya Tuhan Pencipta alam semesta. Dalam bahasa Arab disebut al-Ilhad.
Kata yang memberikan signifikansi Wujud Pencipta dalam al-Quran sangat banyak. Semuanya dapat dibagi dalam beberapa dimensi dan konteks.
Pertama, kata yang menunjuk Tuhan dipergunakan sebagai nama umum atau atribut universal.
Kedua, kata yang menunjuk Tuhan digunakan dalam dua bentuk sekaligus, universal dan personal.
Ketiga, kata yang menunjuk Tuhan digunakan sebagai nama umum semata.
Keempat, kata yang mengandung arti kesempurnaan dan kebaikan (Asmaul Husna). Kata “Tuhan,” misalnya, yang bila digunakan sebagai nama umum, maka huruf “t” di depannya dikecilkan (tuhan), dan bila digunakan untuk menunjuk nama khusus, maka huruf “t” di depannya dibesarkan (Tuhan). Demikian pula “God” dalam bahasa Inggris atau “Khoda” dalam bahasa Parsi. Karena itu, bila ada yang mengartikan la ilaha illallah dengan “tiada tuhan selain Tuhan” bisa ditolerir.
Kelima, kata yang menunjuk “Tuhan” digunakan sebagai nama personal (alam syakhshi) semata. Dalam bahasa Arab, kata “Allah” sebagai lafzhul jalalah (nama kebesaran) dipergunakan dan ditetapkan sebagai nama personal (alam syakhshi). Sedangkan ar-Rahman ditetapkan sebagai predikat khusus. Selain dari kata Allah (yang merupakan nama khusus) dan kata ar-Rahman (yang merupakan sifat khusus), tidak bersifat khusus.1 Itulah sebabnya, mengapa kata “rabb,” “ilah,” “khalik” digunakan untuk selain Allah, bahkan “ra’uf” dan “rahim” digunakan untuk Nabi saw, “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaanmu. Sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu. Amat belas kasihan, lagi penyayang terhadap orang-orang Mukmin.” (QS. at-Taubah [9]: 128).
Atas dasar itu, kata “Allah,” baik berupa kata baku (jamid) atau pun kata olahan (musytaq), ditetapkan sebagai sebuah “nama personal,” dan ia tidak mempunyai arti selain Zat Yang Adikodrati Swt. Namun, tatkala Zat Kudus tersebut tidak dapat diinderakan, maka untuk mengenali arti “Allah,” mereka menggunakan sebuah simbol yang berkonotasi secara eksklusif pada Allah seperti “Zat Yang Menghimpun sifat-sifat kesempurnaan,” bukan berarti kata “Allah” ditetapkan untuk mengartikan rangkaian pengertian-pengertian ini. Dengan demikian, jelaslah bahwa pembahasan seputar materi dan bentuk kata ini tidak akan dapat membantu kita untuk memahami artinya sebagai sebuah nama personal (alam syakhshi).
Kata personal “Allah” karena oleh sebagian besar mufasir dianggap sebagai ism ma’rifah dengan alif dan lam (kata tertentu), menurut kaidah kesusasteraan, kurang tepat dikaitkan dengan sebutan panggilan “ya.” Karena itulah, bisa dipastikan kalimat “Ya Allah” (Wahai Allah) tidak terdapat dalam al-Quran.2 Kata “Ya” diganti dengan huruf mim yang di-syaddah-kan dan di-fathah-kan pada bagian akhir kata Allah, maka jadilah “Allahumma.” Kata panggilan khas ini ditemukan satu kali dalam surah Ali Imran ayat 26, satu kali dalam surah al-Maidah ayat 114, satu kali dalam surah al-Anfal ayat 32, satu kali dalam surah Yunus ayat 10, dan satu kali dalam surah az-Zumar ayat 46.3
Namun kata “Allah” menurut sebagian ulama bukanlah bentuk ma’rifah dari kata ilah. Kata ini dianggap berasal dari bahasa Ibrani yang diadaptasi ke dalam bahasa Arab. Kata ini menurut mereka juga yang berarti Zat Tuhan Yang Mahaesa. Oleh karena itu, dalam Agama Ortodoks Suriah, bahkan sekte-sekte Kristen lainnya, diyakini sebagai kata atau nama personal Tuhan Bapa.4
Dalam kitab suci al-Quran, kata yang juga memberikan signifikansi pada Allah adalah “ilah” dan “rabb.” Kata “ilah” juga digunakan dalam syahadat, la ilaha illallah. Kata “ilah” adalah bentuk kata yang mengikuti wazan “fi’al” yang berarti “maf’ul.” Ilah berarti “ma’bud” (yang disembah), seperti “kitab” yang berarti “maktub” (yang ditulis). Dengan demikian, la ilaha illallah dapat diartikan “tiada yang layak disembah selain Allah.”5
Kata “Tuhan” dalam bahasa Indonesia, misalnya, hampir memiliki arti yang berdekatan dengan “tuan” yang berarti “majikan” atau “pemilik,” seperti tuan rumah yang berarti pemilik rumah,6 atau kata “Hyang” yang memiliki arti berdekatan dengan “eyang’ yang berarti kakek atau nenek. Hanya saja, yang perlu diperjelas, apakah “Tuhan” menunjuk “Sang Pencipta” (Khalik) ataukah menunjuk “Yang disembah” (al-ilah, al-ma’bud). Kata “tuhan” dalam bahasa Indonesia memiliki arti yang lebih dekat dengan “ar-rab” dalam bahasa Arab yang berarti “Maha Pengatur.” Seandainya “Tuhan” atau “Ilah” berarti “Pencipta” (Khalik), maka syahadat la ilaha illallah berarti “tiada pencipta selain Allah.” Tentu syahadat dengan arti seperti ini tidak mengecualikan seluruh kaum Quraisy penyembah berhala dan kaum musyrik lainnya, yang sejak semula meyakini Allah sebagai Pencipta. (QS. Lukman: 25)
Dalam al-Quran, kata “Allah” disebutkan sebanyak 930 kali7 sedangkan kata “ilah” (tanpa dhamir) disebutkan sebanyak 80 kali.8
Arti “ilah” dalam rangkaian syahadat (kalimah at-tahlil) bisa berarti “al-ma’bud” atau yang disembah, dan bisa pula berarti al-ma’bud bil haq.9 Apabila arti pertama dipilih, maka setiap sesuatu yang dalam kenyataan disembah selain Allah dapat dianggap sebagai ilah. Apabila arti kedua yang dipilih, maka berarti ilah hanya bisa disandang oleh Allah, sebab al-ma’budiyah (ke-tersembah-an) merupakan derivasi dari ar-rububiyah.
Kata “rabb” dalam al-Quran disebutkan sebanyak 84 kali. Satu dalam surah al-Fatihah, satu dalam surah al-Baqarah, satu dalam surah al-Maidah, empat dalam surah al-An’am, enam dalam surah al-A’raf, satu dalam surah at-Taubah, dua dalam surah Yunus, satu dalam surah ar-Ra’d, satu dalam surah al-Isra, satu dalam surah al-Kahfi, satu dalam surah Maryam, satu dalam surah Thaha, dua dalam surah al-Anbiya, tiga dalam surah al-Mukminun, lima belas dalam surah asy-Syu’ara, empat dalam surah an-Naml, satu dalam surah al-Qashash, satu dalam surah as-Sajdah, satu dalam surah Saba, satu dalam surah Yasin, enam dalam surah ash-Shaffat, satu dalam surah Shad, satu dalam surah az-Zumar, tiga dalam surah Ghafir, satu dalam surah Fushshilat, tiga dalam surah az-Zukhruf, dua dalam surah ad-Dukhan, tiga dalam surah al-Jatsyiyah, satu dalam surah adz-Dzariyat, satu dalam surah an-Najm, dua dalam surah ar-Rahman, satu dalam surah al-Waqi’ah, satu dalam surah al-Hasyr, satu dalam surah al-Haqqah, satu dalam surah al-Ma’arij, satu dalam surah al-Muzzammil, satu dalam surah an-Naba, satu dalam surah at-Takwir, satu dalam surah al-Muthaffifin, satu dalam surah al-Quraisy, satu dalam surah al-Falaq, dan satu dalam surah an-Nas.10
Selain berupa kata personal Allah, ilah, dan rabb, Tuhan juga merupakan entitas penghimpun semua nama-nama terbaik (Asmaul Husna). Kata Asmaul Husna disebutkan empat kali dalam al-Quran, satu dalam surah al-A’raf ayat 180, satu dalam surah al-Isra ayat 110, satu dalam surah Thaha ayat 8, dan satu dalam surah al-Hasyr ayat 24.11 Dengan demikian, nama dan sifat yang memberikan signifikansi kebaikan dan kesempurnaan maksimum adalah milik Allah. Karenanya, nama dan sifat manusia berasal dari Allah sebagai Pemilik Absolut nama-nama terbaik. Dalam sebuah hadis, Nabi saw memerintahkan kita untuk berakhlak dengan akhlak Allah. Dalam al-Quran terdapat sejumlah ayat yang menekankan tentang posesi atau kepemilikan Tuhan atas semua nama terbaik. (QS. al-Hadid [57]: 4; QS. al-A’raf [7]: 180; QS. Thaha [20]: 8; QS. al-Isra [17]: 110; dan QS. al-Hasyr [59]: 24)
الله لااله الاهو, له الاسماء الحسنى
.ولله الاسماء الحسنى فادعوه بها
Menurut sebagian mufasir mutakhir, tidak ada dalil qath’i (definitif) tentang ketentuan jumlah Asmaul Husna, meskipun yang populer dalam riwayat disebutkan berjumlah 99.12 Setiap nama (ism) dalam alam keberadaan adalah sebaik-baik nama (Ahsanul Asma). Semuanya adalah milik Allah Swt. Karena itulah, jumlah nama Allah tidaklah terbatas.13
Dengan nama-nama terbaik yang banyak dan mencakup spektrum dimensi dan nilai kesempurnaan maksimal itulah, hamba-hamba-Nya berpeluang untuk berkomunikasi dengan Allah. Seorang yang papa dan dirundung kemiskinan dapat memanggil-Nya dengan nama al-Karim, ar-Raziq, dan ar-Razzaq. Seseorang yang bergelimang dosa dapat memohon ampunan-Nya dengan memanggil-Nya “al-Ghaffar.” Seseorang yang ingin mendapatkan petunjuk dapat menyeru-Nya dengan nama al-Hadi dan sebagainya.
Yang patut diketahui ialah bahwa kata asma juga dapat diartikan sebagai sifat-sifat, karena ism dalam Ilmu Sharf mencakup ismul fa’il dan ash-shifat al-musyabbahah. Menurut Allamah Thabathaba’i, Asmaul Husna adalah setiap kata yang menunjukkan arti predikatif seperti ilah, al-hayy, dan lainnya. Sedangkan kata “Allah,” adalah alam syakhshi (nama personal) atau alam adz-dzat, yang merupakan nama personal bagi Tuhan.14
Kata ism yang dikaitkan (diidhafahkan) dengan Allah dan Rabb, berjumlah 18 kali, yaitu empat dalam surah al-An’am, satu dalam surah al-Maidah, lima dalam surah al-Hajj, satu dalam surah ar-Rahman, dua dalam surah al-Waqi’ah, satu dalam surah al-Haqqah, satu dalam surah al-Muzzammil, satu dalam surah al-Insan, satu dalam surah Hud, dan satu dalam surah al-Naml. Jika Bismillâhirrahmânirrahîm dianggap sebagai pembuka dan bagian dari setiap surah, kecuali surah al-Bara’ah, maka jumlah keseluruhan ism yang kaitkan pada Allah dan Rabb berjumlah 131.15
Ismul A’zham (nama kebesaran), menurut opini masyarakat Arab, adalah ismul lafzhi yang merupakan salah satu dari asma Allah, yang bila diseru dalam doa, maka dikabulkan. Namun, anehnya, ia tidak tergolong dalam Asmaul Husna yang populer, dan tidak pula dianggap sebagai bagian dari lafzhul jalalah. Menurut mereka, Ismul A’zham terdiri atas huruf-huruf tak dikenal (huruf majhulah) dengan komposisi yang tak dikenal pula. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa kata Allah dalam basmalah itulah yang dimaksud dengan Ismul A’zham.16
Asma Allah atau Asmaul Husna kadangkala dikaitkan dengan sifat-sifat Allah (shifatullah). Menurut Sayid Quthub, firman Allah itu mengandung makna bahwa manusia dibenarkan memanggil atau menyeru dan menamakan Tuhan mereka sekehendak mereka sesuai dengan nama-nama-Nya yang paling baik (Asmaul Husna). Firman itu juga merupakan sanggahan terhadap kaum Jahiliyah yang mengingkari nama “ar-Rahman,” selain nama “Allah.”17
Berkenaan dengan alasan turunnya firman itu, tafsir-tafsir klasik menuturkan adanya hadis dari Ibnu Abbas, bahwa di suatu malam Nabi saw beribadah, dan dalam bersujud beliau mengucapkan, “Ya Allah, Ya Rahman.” Ketika Abu Jahal, tokoh musyrik Mekah yang sangat memusuhi kaum beriman, mendengar tentang ucapan Nabi saw dalam sujudnya itu, ia berkata, “Dia (Muhammad) melarang kita menyembah dua tuhan, dan sekarang ia sendiri menyembah Tuhan yang lain lagi.” Ada juga penuturan bahwa ayat itu turun kepada Nabi saw karena kaum Ahlulkitab pernah mengatakan kepada beliau, ‘Engkau (Muhammad) jarang menyebut nama ar-Rahman, padahal Allah banyak menggunakan nama itu dalam Taurat.’”18
Maka turunnya ayat itu tidak lain ialah untuk menegaskan bahwa kedua nama itu sama saja, dan keduanya menunjuk kepada Hakikat, Zat atau Wujud yang satu dan sama. Zamakhsyari, Baidhawi dan Nasafi menegaskan bahwa kata ganti nama “Dia” dalam kalimat “maka bagi Dia adalah nama-nama yang terbaik” dalam ayat itu mengacu tidak kepada nama “Allah” atau “ar-Rahman,” melainkan kepada sesuatu yang dinamai, yaitu Zat (Esensi) Wujud Yang Mahamutlak itu sendiri. Sebab, suatu nama tidaklah diberikan kepada nama yang lain, tetapi kepada suatu zat atau esensi. Jadi, Zat Yang Mahaesa itulah yang bernama “Allah” dan atau “ar-Rahman” serta nama-nama terbaik lainnya, bukannya “Allah” bernama “ar-Rahman” atau “ar-Rahim.”
Jadi yang bersifat Mahaesa itu bukanlah nama-Nya, melainkan Zat atau Esensi-Nya, sebab Dia mempunyai banyak nama. Karena itu, Baidhawi menegaskan bahwa paham Tauhid bukanlah ditujukan kepada nama, melainkan kepada esensi. Maka Tauhid yang benar ialah “Tawhid adz-Dzat” bukan “Tawhid al-Ism” (Tauhid Esensi, bukan Tauhid Nama).19
Pandangan ketuhanan yang sangat mendasar ini diterangkan dengan jelas sekali oleh Imam Ja’far Shadiq as, guru dari para imam dan tokoh keagamaan besar dalam Sejarah Islam, baik untuk kalangan Ahlusunah maupun Syiah. Dalam sebuah penuturan, ia menjelaskan nama “Allah” dan bagaimana menyembah-Nya secara benar sebagai jawaban atas pertanyaan Hisyam, “Allah” (kadang-kadang dieja, “Al-lah”) berasal “ilah” dan “ilah” mengandung makna “ma’luh,” (yang disembah), dan nama (ism) tidaklah sama dengan yang dinamai (al-musamma). Maka barangsiapa menyembah nama tanpa makna, ia sungguh telah kafir dan tidak menyembah apa-apa. Barangsiapa menyembah nama dan makna (sekaligus), maka ia sungguh telah musyrik dan menyembah dua hal. Dan barangsiapa menyembah makna tanpa nama maka itulah Tauhid. Engkau mengerti, wahai Hisyam?” Hisyam mengatakan lagi, “Tambahilah aku ilmu.” Imam Ja’far Shadiq as menyambung, “Bagi Allah Yang Mahamulia dan Mahaagung, ada sembilan puluh sembilan nama. Kalau seandainya nama itu sama dengan yang dinamai, maka setiap nama itu adalah suatu tuhan. Tetapi Allah Yang Mahamulia dan Mahaagung adalah suatu Makna (Esensi) yang dirujuk oleh nama-nama itu, sedangkan nama-nama itu sendiri seluruhnya tidaklah sama dengan Dia…”20
Kalau kita harus menyembah Makna atau Esensi, dan bukan menyembah Nama seperti yang diperingatkan dengan keras sebagai suatu bentuk kemusyrikan oleh Imam Ja’far Shadiq as itu, berarti kita harus menunjukkan penyembahan kita kepada Dia yang menurut al-Quran memang tidak tergambarkan, dan tidak sebanding dengan apa pun. Berkenaan dengan ini, Imam Ali bin Abi Thalib ra mewariskan penjelasan yang amat berharga kepada kita, dia mengatakan, “Allah” artinya “Yang Disembah” (al-Ma’bud), yang mengenai Dia itu makhluk merasa tercekam (ya’lahu) dan dicekam (yu’lahu) oleh-Nya. Allah adalah Wujud dan tertutup dari kemampuan penglihatan, dan yang terdinding dari dugaan dan benih pikiran.21
Dan Imam Muhammad Baqir ra menjelaskan, “Allah” maknanya “Yang Disembah” yang agar makhluk (aliha, tidak mampu atau bingung) mengetahui Esensi-Nya (Mahiyah) dan memahami Kualitas-Nya (Kaifiyah). Orang Arab mengatakan, ‘Seseorang tercekam (aliha) jika ia merasa bingung (tahayyara) atas sesuatu yang tidak dapat dipahaminya, dan orang itu terpukau (walaha) jika ia merasa takut (fazi’a) kepada sesuatu yang ia takuti atau khawatirkan.’”[icc-jakarta.com]
Catatan Kaki :
1. M. Fuad Abdul-Baqi, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Quran, hal. 62-63, Muassasah al-A’lami li al-Mathbu’at, 1991.
2. Dalam kaidah gramatika Arab, tidak dibenarkan seseorang memanggil dengan Ya al-‘Alim, misalnya, dengan tidak membuang alif dan lam.
3. Op.Cit., Muhammad Fuad Abdul-Baqi, al-Mu’jam al-Mufahras, hal.96, Istanbul.
4. Summa Theologica, Ia, q. 2, a.l. Louis Leahy SJ, Filsafat Ketuhanan Kontemporer, hal. 141, Pustaka Filsafat.
5. M. Taqi Misbah Yazdi, Ma’arif al-Quran, vol.1, hal.26, Jami’ah Mudarrisin, Qom, 1987.
6. Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 963, Balai Pustaka.
7. Yaitu sebanyak 107 kali dalam QS. al-Baqarah, 116 kali dalam QS. Ali Imran, 32 kali dalam QS. an-Nisa, 38 kali dalam QS. al-Maidah, 41 kali dalam QS. al-An’am, 6 kali dalam QS. al-A’raf, 35 kali dalam QS. al-Anfal, 67 kali dalan QS. at-Taubah, 20 kali dalam QS. Yunus, 5 kali dalam QS. Hud, 28 kali dalam QS. Yusuf, 1 kali dalam QS. ar-Ra’d, 10 kali dalam QS. Ibrahim, 29 kali dalam QS. an-Nahl, 3 kali dalam QS. al-Isra, 8 kali dalam QS. al-Kahfi, 2 kali dalam QS. Maryam, 5 kali dalam QS. Thaha, 1 kali dalam QS. al-Anbiya, 15 kali dalam QS. al-Hajj, 4 kali dalam QS. al-Mukminun, 37 kali dalam QS. an-Nur, 4 kali dalam QS. ar-Furqan, 7 kali dalam QS. an-Naml, 9 kali dalam QS. al-Qashash, 13 kali dalam QS. al-Ankabut, 9 kali dalam QS. ar-Rum, 3 kali dalam QS. Lukman, 1 kali dalam QS. as-Sajdah, 34 kali dalam QS. al-Ahzab, 2 kali dalam QS. as-Saba, 7 kali dalam QS. Fathir, 2 kali dalam QS. Yasin, 4 kali dalam QS. ash-Shaffat, 1 kali dalam QS. Shad, 24 kali dalam QS. az-Zumar, 18 kali dalam QS. Ghafir, 2 kali dalam QS. Fushshilat, 19 kali dalam QS. Syura, 1 kali dalam QS. az-Zukhruf, 1 kali dalam QS. ad-Dukhan, 6 kali dalam QS. al-Jastiyaah, 1 kali dalam QS. al-Ahqaf, 15 kali dalam QS. Muhammad, 21 kali dalam QS. al-Fath, 7 kali dalam QS. al-Hujurat, 1 kali dalam QS. at-Thur, 2 kali dalam QS. an-Najm, 8 kali dalam QS. al-Hadid, 18 kali dalam QS. al-Mujadalah, 9 kali dalam QS. al-Hasyr, 9 kali dalam QS. al-Mumtahanah, 1 kali dalam QS. ash-Shaf, 4 kali dalam QS. al-Jumu’ah, 6 kali dalam QS. al-Munafiqun, 9 kali dalam QS. at-Taghabun, 8 kali dalam QS. ath-Thalaq, 8 kali dalam QS. at-Tahrim, 2 kali dalam QS. al-Mulk, 3 kali dalam QS. Nuh, 1 kali dalam QS. al-Jinn, 1 kali dalam QS. al-Muzzammil, 3 kali dalam QS. al-Muddatstsir, 2 kali dalam QS. al-Insan, 1 kali dalam QS. an-Nazi’at, 1 kali dalam QS. at-Takwir, 1 kali dalam QS. al-Insyiqaq, 2 kali dalam QS. al-Buruj, 1 kali dalam QS. al-Ghasyiyah, 1 kali dalam QS. at-Tin, 1 kali dalam QS. al-Bayyinah, dan 1 kali dalam QS. al-Ikhlas.
8. Empat kali dalam QS. al-Baqarah, lima kali dalam QS. Ali Imran, dua kali dalam QS. an-Nisa, dua kali dalam QS. al-Maidah, empat kali dalam QS. al-An’am, lima kali dalam QS. al-A’raf, dua kali dalam QS. at-Taubah, satu kali dalam QS. Yunus, empat kali dalam QS. Hud, satu kali dalam QS. ar-Ra’d, satu kali dalam QS. Ibrahim, tiga kali dalam QS. al-Nahl, satu kali dalam QS. al-Kahfi, satu kali dalam QS. Thaha, empat kali dalam QS. al-Anbiya, satu kali dalam QS. al-Hajj, lima kali dalam QS. al-Mukminun, enam kali dalam al-Nahl, enam kali dalam QS. al-Qashash, satu kali dalam QS. Fathir, satu kali dalam QS. ash-Shaffat, satu kali dalam QS. Shad, satu kali dalam QS. az-Zumar, empat kali dalam QS. Ghafir, satu kali dalam QS. Fushshilat, dua kali dalam QS. az-Zukhruf, satu kali dalam QS. ad-Dukhan, satu kali dalam QS. Muhammad, satu kali dalam QS. ath-Thur, dua kali dalam QS. al-Hasyr, satu kali dalam QS. at-Taghabun, satu kali dalam QS. al-Muzzamil, dan satu kali dalam QS. an-Nas.
9. M. Fuad Abdul-Baqi, Mu’jam al-Mufahras, vol.14, hal.122, Muassasah al-A’lami li al-Mathbu’at, 1991.
10. Ibid., hal.362-365.
11. Ibid., hal.459.
12.Lihat, ad-Durrul Manstur; al-Mustadrak; Sunan Thabarani; dan Sunan Baihaqi.
13. Berdasarkan pendapat ini, jumlah Asmaul Husna yang dapat ditemukan dalam al-Quran sebanyak 127, yaitu: al-Ilah, al-Ahad, al-Awwal, al-Akhir, al-A’la, al-Akram, al-A’lam, ar-Rahman ar-Rahimin, Ahkam al-Hakimin, Ahsan al-Khaliqin, Ahl at-Taqwa, Ahl al-Maghfirah, at-Tawwab, al-Jabbar, al-Jami’, al-Hakim, al-Halim, al-Hayy, al-Haq, al-Hamîd, al-Hasîb, al-Hafîzh, al-Khafi, al-Khabir, al-Khaliq, al-Khallaq, al-Khair, Khair al-Hakimin, Khair al-Makirin, Khair ar-Raziqin, Khair al-Fashilin, Khair al-Fatihin, Khair al-Ghafirin, Khair al-Waritsin, Kahir ar-Rahimin, Khair al-Munzilin, Dzu al-‘Arsy, Dzu ath-Thaul, Dzu al-Intiqam, Dzu al-Fadhl al-Azhim, Dzu ar-Rahmah, Dzu al-Quwwah, Dzu al-Jalal wa al-Ikram, Dzu al-Ma’arij, ar-Rahman, ar-Ra’uf, ar-Rabb, ar-Rafi’ ad-Darajat, ar-Razzaq, ar-Raqib, as-Sami’, as-Salam, as-Sari’ al-Hisab, Sari’ al-‘Iqab, asy-Syahid, asy-Syakir, asy-Syakur, Syadid al-‘Iqab, Syadid al-Mihal, ash-Shamad, azh-Zhahir, al-‘Alim, al-Aziz, al-‘Afwu, al-‘Aliy, al-‘Azhim, ‘Allam al-Ghuyub, ‘Alim al-Ghayb wa asy-Syahadah, al-Ghaniy, al-Ghafur, al-Ghalib, Ghafir adz-Dzam, al-Ghaffar, Faliq al-Ishbah, Faliq al-Habb wa an-Nawa, al-Fathir, al-Fattah, al-Qawiy, al-Quddus, al-Qayyum, al-Qahir, al-Qahhar, al-Qarib, al-Qâdir, al-Qadîr, Qabil at-Tawb, al-Qa’im ‘ala Kulli Nafs bima Kasabat, al-Kabir, al-Karim, al-Kafi, al-Lathif, al-Malik, al-Mu’min, al-Muhaimin, al-Mutakabbir, al-Mushawwir, al-Majîd, al-Mujib, al-Mubin, al-Mawla, al-Muhith, al-Muqit, al-Muta’al, al-Muhyi, al-Mutabayyin, al-Mutaqaddir, al-Musta’an, al-Mubdiy’, Malik al-Mulk, al-Nashîr, an-Nur, al-Wahhab, al-Wahid, al-Walîy, al-Wâliy, al-Wasiy’, al-Wakil, al-Wadud, al-Hadiy. Lihat, al-Mu’jam al-mufahras, vol.8, hal.361-363.
14. Ibid., hal.124.
15. Fuad Abdul-Baqi, al-Mu’jam al-Mufahras, hal.459, Istanbul.
16. M.H. Thabathaba’i, al-Mizan fi Tafsir al-Quran, vol.8, hal.359, Muassasah al-Alami li al-Mathbu’at, Beirut, 1991.
17. QS. al-Isra [17]: 110.
18. Sayid Quthub, Fi Zhilal al-Quran, jil.5, juz.15, hal.73, Dar asy-Syuruq, Kairo, 1987.
19. Untuk pembahasan ini, lihat tafsir ayat bersangkutan dalam kitab-kitab tafsir klasik: Baidhawi, Anwar at-Tanzil wa Asrar at-Ta’wil; Zamaksyari, al-Kasysyaf; Bagdadi, Tafsir al-Khazin; dan Nasafi, Madarik at-Tanzil wa Haqaiq at-Ta’wil, dan lain-lain.
20. Yaitu keterangan dari Ali ibn Abi Thalib ra, menurut sebuah penuturan; [tulisan Arab].
21. Ibid.
INGIN DOWNLOAD EBOOK ISLAM DARI BERBAGAI KARYA DAN BERBAHASA INDONESIA???? SILAHKAN KLIK DISINI |
- ADIL TAK SELALU SAMA RATA
- KUBUR YESUS DI TEMUKAN???
- KITAB SUCI MBAH YUDAS
- HOLOCAUST ALA BIBLE
- HOLOCAUST THEOLOGY
- MENGAPA MAKNA AYAT QUR’AN SERING BERBEDA???
- MENGAPA UMMAT ISLAM MENGANGGAP INJIL PALSU???
- JUMLAH AYAT QUR’AN 6666???
- ULAMA PESANAN
- AJARAN YESUS VS KRISTEN
- PERSPEKTIF YUDEO-KRISTEN TENTANG AGAMA
- APA YANG SALAH, DENGAN “KEMBALI KEPADA AL-QUR’AN & SUNNAH”?
- ISLAM EBOOK COLLECT II
- TAHLILAN PERSPEKTIF MADZHAB IMAM SYAFI’I
- BUNDA MARIA
- JHON SHELBY SPONG SAID
- ISLAM EBOOK COLLECT
- THE MARRIAGE OF JESUS
- BAGAIMANA JIKA QUR’AN KITA BAKAR SAJA?
- ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN ARAH
- DIALOG DOKTRIN TRINITAS
- TOKOH-TOKOH KRISTEN PENENTANG TRINITAS
- LIMA RUKUN ISLAM DALAM BIBLE
- JESUS THE MAN
- ALLAH DAN TUHAN
- Tahukah Anda? Ada Angka Iblis ‘666’ di Tiap Barcode
- Tahukah Anda: Mengapa 13 Dianggap Angka Sial?
- UPAYA PLAGIATOR Membendung Syari’at Islam
- “ISLAM PERDANA” AYAU ISLAM ALA ORIENTALIS
- KEBOHONGAN DAN KEMUNAFIKAN MUKJIZAT KRISTEN DI SNAYAN
- ANSWERS TO NON-MUSLIMS QUESTIONS ABOUT ISLAM
- POLYGAMY
- POLYANDRY
- WAS ISLAM SPREAD BY THE SWORD?
- HIJAB FOR WOMEN
- EATING NON-VEGETARIAN FOOD
- MUSLIMS ARE FUNDAMENTALISTS AND TERRORISTS
- ISLAMIC METHOD OF SLAUGHTERING ANIMALS APPEARS RUTHLESS
- NON-VEGETARIAN FOOD MAKES MUSLIMS VIOLENT
- MUSLIMS WORSHIP THE KAABA
- NON-MUSLIMS NOT ALLOWED IN MAKKAH
- PORK FORBIDDEN
- PROHIBITION OF ALCOHOL
- EQUALITY OF WITNESSES
- INHERITANCE
- HERE AFTER LIFE AFTER DEATH
- WHY ARE MUSLIMS DIVIDED INTO SECTS /DIFFERENT SCHOOLS OF THOUGHT?
- NON-MUSLIMS REFERRED AS KAFIRS
- ALL RELIGIONS TEACH PEOPLE TO BE RIGHTEOUS, THEN WHY FOLLOW ONLY ISLAM
- VAST DIFFERENCE BETWEEN ISLAM AND THE ACTUAL PRACTICE OF MUSLIMS
- TAWASSUL YANG DISYARI’ATKAN
- TAWASSUL YANG DILARANG
- 10 Most Commons questions asked by Christian missionaries aginst Islam
- MENATAP HIZBULLAH DARI IRAN
- JIHAD ISLAM–KRISTEN
- Keyakinan dan Praktek Ritual Zionis Yahudi
- Zionis Israel, The Real Terrorist
- MUHAMMAD DALAM PANDANGAN CENDEKIAWAN BARAT
- TEOLOGI APOLOGETIK MEMBACA KITAB SUCI
- Flash Gordon dan Freemasonry
- Islam setelah 9/11
- KONSEP NYERI DALAM ALQUR’AN
- E-Book, MP3 Kajian Salaf dan Murottal Gratis
- KEBENARAN
- STRATEGI KAUM PAGAN MENUJU “NEW WORJD ORDER”
- KETIKA YESUS DI LECEHKAN
- KONFENSI TAFSIR KAUM PLURALIS
- AL-QUR’AN; SUATU TINJAUAN GAYA BAHASA
- JANGAN MENOLAK KEBENARAN
- AL-KITAB BICARA TENTANG YESUS
- WANITA DALAM TINJAUAN SEJARAH & BERBAGAI AGAMA
- Dialektika Gaya Bahasa Al-Quran dan Budaya Arab Pra-Islam
- MISI PLURALISME DI BALIK NOVEL AYAT AYAT CINTA
- BUDAYA BERJILBAB DALAM KURUNGAN NEO-LIBERALISME
- CERMIN ORIENTASI RADIKAL KANAN
- AMERIKA MEMBUKA DOKUMEN RAHASIA SOEHARTO
- ISLAM DAN PERBUDAKAN
- ALAM FIKIR YUNANI
- Jangan Terlalu Cepat Menuduh JIL Munafik
- Karen Armstrong: Islam Tidak Selayaknya Diasosiasikan dengan Terorisme
- KODETIFIKASI BILANGAN PRIMA
- STRUKTUR AYAT DAN KATA
- SURAT YANG KE 19
- ENKRIPSI (11 + 8)
- HUKUM BENFORD
- BESI SURAT KE 57
- MATEMATIKA SHALAT
- AL-QUR’AN ANTISIPASI MASA DEPAN
- YESUS PENDAKWAH KEESAAN TUHAN
- ISLAM – KRISTEN MEMANG BEDA
- APA TUJUAN ALLAH MENGUTUS YESUS
- TAMSIL ANJING UNTUK PENJUAL KEBENARAN
- Is the Trinity a mystery?
- TRINITAS MISTERI??????????
- ASAL USUL SALIB
- BUKAN DARI YESUS
- SILSILAH RASUL SAW
- AGAMA ADALAH FITRAH
- BIBLE BUKAN WAHYU TUHAN
- BUKAN ATAS KERELAAN
- USHUL FIQIH PALSU KAUM LIBERAL
- JANGAN KOMENTARI IDE GILE
- ISLAM LIBERAL,PEMURTADAN BERLABEL ISLAM
- MAHZAB BANI ISRAIL
- AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR
- JALAN RUMIT KRISTEN TAUHID (KRISTEN UNITARIAN)
- JEJAK KONSTANTIN DI GEREJA
- MEMODIFIKASI ALKITAB
- MENGGUGAT KETUHANAN YESUS
- PAULUS RUBAH TOTAL AJARAN YESUS
- SEJARAH PERJANJIAN BARU
- WASPADAI PANGERAN LIBERAL
- AGAMA BARU ITU BERNAMA PLURALISME
- KLAIM KEBENARAN AGAMA
- PLURALISME AGAMA DAN GERAKAN FREEMASON
- ‘Jinayat’ JIL Terhadap Fiqh dan Fuqaha
- Pluralisme Agama, Gagasan Orang Dungu
- ISLAM TANPA MAHZAB,MUNGKINKAH???
- SEKTE KRISTEN
- SIAPA PAULUS ?
- TAHUKAH ANDA?? KHATOLIK SARAT DGN PAGANISME
- YESUS MENGAKU BERDOSA
- YESUS TELAH MENIKAH
- BIBLE KEHILAGAN 18.666 AYAT
- AQIDAH YESUS VS PAULUS
- tUHAN TOLOL PENUH KERAGUAN
- KEHANCURAN KITAB SUCI TAURAT
- KEBOHONGAN KONSEP TRINITAS !!!
- KETUHANAN ROH KUDUS = BULLSHIT !!!
- Jesus in Islam section
- BUALAN KRISTEN 2 “KAMI” DALAM AL-QUR’AN = TRINITAS
- BUALAN KRISTEN 3 “KONTRADIKSI DALAM AL-QUR’AN”
- HARI TUHAN DALAM AL-QUR’AN VS ALKITAB
- AGAMA KRISTEN BUKAN AJARAN YESUS
- AL-QUR’AN DAN INDUSTRI MODERN
- INJIL ATAU BULLSHIT (LIE) ???
- PERSPEKTIF ISLAM TENTANG AGAMA
- PERSPEKTIF YUDEO-KRISTEN TENTANG AGAMA
- PUISI KENIKMATAN CINTA
- KHAYALAN SILSILAH YESUS !!!
- FIRMAN MENJADI MANUSIA
- TAUHID SEBUAH PEMBUKTIAN ILAHI
- Mengapa ada Banyak Agama di Dunia?
- Is Camel Urine all that bad?
- MENGGUNAKAN LOGIKA UNTUK MENCAPAI KEIMANAN
- KONSEPSI KETUHANAN DALAM ISLAM
- “Wanita Kurang Akal dan Agamanya”
- JIPLAK-MENJIPLAK DALAM ALKITAB
- TIDAK ADA BUKTI KETUHANAN YESUS !!!
- KEMUSTAHILAN KETUHANAN YESUS !!!
- YESUS MEMBANTAH KETUHANANNYA !!!
- Astaghfirllah 35% Pelajar Bandung Homoseks
- APA SESUNGGUHNYA VALENTINE’S DAY???
- Remaja Islam dikepung Budaya Kufur Velentine Day
- Ada Apa dengan Valentine’s Day?
- Remaja Muslim, Valentine’s Day, dan Perlawanan Budaya
- Jangan Tertipu Gemerlap Valentine’s Day
- VALENTINE HARI RAYA MENGENANG PENDETA !!
- APRIL’S FOOL DAY : hari dimana boleh menyakiti orang lain
- Afghan Beauty Goes from Burka to Bikini
- Ahlan Wa Sahlan “Binatangisme”
- The Unholy Trinity
- Response TO Walid Shoebat
- Also, Israel today is without walls?!
- Embriologi dalam Al-Quran JIPLAKAN dari YUNANI?? (Repost)
- Berdzikir Bersama Inul
- Pemusyrikan di Media Massa
- Penebar Islam Liberal = Domba Kaum Zionis
- YESUS MENURUT IMAM AL- GHAZALI
- MENJAWAB HAMBRAN AMBRIE
- IBLIS ITU BERNAMA “HOMOSEKSUAL (part 1)
- Iblis itu bernama Homoseks ( part 2 )
- Iblis itu bernama “HOMOSEKSUAL” (part 3)
- Asereje, Lagu Setan ?
- Kenapa Jika Terkena Air Liur Anjing Harus Dicuci Dengan Tanah
- Perancis Selatan, Sarang Kabbalah (Bag.1)
- Perancis Selatan, Sarang Kabbalah (Bag.2)
- Perancis Selatan, Sarang Kabbalah (Bag.3/Tamat)
- Understanding Kabbalah
- PANDANGAN TV YAHUDI ATAS PENYALIBAN YESUS
- AL-QUR’AN, INDUK DARI IPTEK !!!
- Tahukah Anda? Trend Kabbalah Artis Top Dunia
- ISLAM AGAMA DARAH, BENARKAH????
- UMAT KRISTEN, PEMBANGKANG PERINTAH YESUS/TUHAN !!!
- ALLAH ISLAM KRISTEN DAN YAHUDI
- YESUS BUKAN TUHAN
- PANGLIMA PERANG MUHAMMAD
- AYAT-AYAT RAMALAN ALKITAB YANG MELESET TAK TERPENUHI
- ALLAH ADALAH DZAT ATAU ZAT????
- TELETUBIES SPONSOR GAY DAN LESBIAN
- Masihkah Umat Islam Dituduh Tidak Toleran?
- SURGA KRISTEN SELUAS 2.400 Km2
- HARUN YAHYA E-BOOK COLLECTION
- The History of The Qur’anic Text
- Anda Muslim bukan? (CURHAT)
- YESUS NAIK KE SURGA BUTUH WAKTU 40 HARI.
- Yesus bukan orang yunani yang menghalalkan daging BABI
- KETIDAK PASTIAN SOSOK YESUS
- FIRMAN TUHAN MENGGELIKAN DALAM ALKITAB
- UMAT KRISTEN TIDAK PERNAH MENYEMBAH TUHAN !!!
- ZIONISME YAHUDI
- KRISTUS TIDAK HANYA YESUS
- Ghazwul fikri
- Pornografi dan Porno Aksi
- Apakah agama itu sebuah ilmu pasti seperti matematika…?
- Mendudukkan Orientalis
- HUKUMAN MATI BAGI SI MURTAD
- VGA / Driver Toshiba Satellite Pro C640 untuk Windows 7
- AL-QUR’AN DIJIPLAK DARI ALKITAB
- AMERIKA DAN TARTAR
- ISA SABDA BERWUJUD MANUSIA
- BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern
- MENGUAK MISTERI MUHAMMAD
- Muslim Cyber Book 01
- Mempertanyakan Kebangkitan dan Kenaikan Isa Almasih
- ISLAM DI HUJAT
- MATEMATIKA ALAM SEMESTA
- MENGENAL ALLAH LEWAT AKAL
- BUKTI KEBENARAN ALQUR’AN
- MENGUNGKAP RAHASIA ALQURAN
- RAHASIA ANGKA ALQUR”AN
- MEMBENTUK KELUARGA DI ATAS KEMULIAAN SUNNAH
- Isa Dalam Pandangan Ulama
- Pertentangan dalam Penciptaan Alam
- Hukuman Mati dalam al-Qur’an dan Bibel
- WAWANCARA YESUS DI KHITAN
- MAKANAN DI NERAKA
- Bolehkah menikahi wanita musyrik
- Harun Yahya : Informasi di Balik Materi dan Lauhul Mahfuzh
- SK Pengesahan Ketuhanan Yesus
- TRINITAS DAN WARIA
- Beda Jin, Iblis Dan Setan
- TERNYATA AKHIRAT TIDAK KEKAL
- Konsep Islam tentang Wanita
- ISLAM OVERDOSIS
- ALLAH,NAMA TUHAN
- Tuhan Jelas ada, namanya Allah
- HIKMAH PENGHARAMAN BABI
- Kuda Sulaiman As
- Delapan Dirham
- Aku ingin Berjuang
- JIL DAN ISLAM
- Yesus Anak Allah ?
- SIAPA IMMANUEL
- Ucapan Selamat Natal Tidak Logis
- DARI TRIMURTI KE TRINITAS
- Tuhan Kita ALLAH
- UNIVERSALISME ISLAM VS KRISTEN
- Strategi Global Pengepungan Dunia Islam
- Sabbath : Hari Sabtu atau Minggu ??????????/
- MENGAPA RASUL BERISTRI LEBIH DARI EMPAT?????
- APAKAH BIBEL ITU FIRMAN ALLAH?????????
- RAHASIA BESAR BANGSA JAWI
- KRISTUS BUKAN HANYA YESUS
- KAJIAN WANTA DALAM TINJAUAN SEJARAH
- PARTAI DAMAI SEJAHTERA
- AGAMA ADALAH MIMPI???
- MENYEGARKAN KEMBALI PEMAHAMAN ISLAM
- TIGA MASLAHAT
- HAJI & KURBAN BUDAYA ARAB
- AKULAH TUHAN YESUS
- JERUK KOK MINUM JERUK
- MENGAPA MUHAMMAD SAW DI BELA UMMAT NYA????
- PERADABAN BARAT DI UJUNG SENJA
- PRIMITIF ISLAM
- SERANGAN TERHADAP MUSHAF USMANI
- CINTA DUNIA DAN TAKUT MATI
- TAK ADA KEKUATAN MANUSIA MAMPU MELAWAN
- NAIK KUDA BERSAYAP
- MATERIALISME WARISAN BANI ISRAIL
- MEMBELI SURGA
- AKU RELA DI PERKOSA
- Ksatria-Ksatria TEMPLAR Cikal Bakal Gerakan Freemasonry
- JIHAD OFFENSIF
- ALIF LAM MIM BUKTI KETIDAK JELASAN ALQUR’AN
- PERNIKAHAN RASUL SAW DGN BUNDA AISYAH RA
- Isa As = Imam Mahdi??????
- ISA ROH ALLAH?
- ISA MENGETAHUI HARI KIAMAT
- ISA TERKEMUKA DI DUNIA DAN AKHIRAT
- JALAN LURUS ISLAM VS KRISTEN
- Jawaban untuk gus_chen_lung
- TERORIS ISLAM
- PENTING
- BIDADARI SURGA